Senin, 06 Juni 2016

Gontor Bangun Peradaban Dunia



Gontor Bangun Peradaban Dunia
            Berbicara mengenai peradaban, berarti berbicara mengenai hal yang sangat luas karena mengenai manusia dan perkembangannya, dalam bahasa Arab bisa diartikan secara umum dengan kata hadhoroh yang mengandung arti perkembangan kelompok manusia dalam suatu daerah baik yang terlihat nyata maupun tidak. Antonim dari kata hadhoroh adalah baadiyah. Yaitu sekelompok orang yang berpindah-pindah tempat setelah tempat itu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
            Perdaban modern saat ini cukup untuk menyilaukan mata bagi mereka yang memang tidak mengetahui hakikat dari sebuah peradaban. Bukanlah peradaban itu hanyalah bangunan yang mewah nan megah, bukan pula teknologi yang berkembang pesat, atau pengaruh sebuah Negara kepada Negara lainnya, melainkan peradaban adalah seperti yang telah dicontohkan oleh islam, sebuah peradaban terbesar di dunia.
            Dalam Al-Quran ada konsep yang menarik mengenai peradaban, hal ini secara tidak langsung dapat dipahami dalam surat Ibrahim ayat 24-25, diibaratkan peradaban manusia, itu bagaikan pohon (syajaroh) yang akarnya kuat dan batangnya tinggi menjulang, yang darinya tumbuh cabang-cabang yang rimbun, dasar yang kuat inilah yang paling berpengaruh terhadap sebuah sejarah peradaban manusia, dasar itu adalah kalimat yang baik yaitu kalimat tauhid, betapa hebatnya sebuah peradaban yang dimulai dari sebuah kalimat tauhid sehingga menjadi teladan dari peradaban bangsa-bangsa di dunia ini.
            Dalam sejarahnya peradabannya Islam tidak banyak meninggalkan bangunan-bangunan megah, akan tetapi peradaban Islam meninggalkan tradisi kelimuan yang sangat tinggi, maka peradaban yang nyata adalah peradaban keilmuan seperti yang dicontohkan oleh Islam dari asal mula Islam berkembang tradisi keilmuan sudah sangat kental dilaksanakan, bahkan tradisi ini terus menerus diwariskan dari generasi ke generasi.
            Peradaban Islam yang sangat maju itu dapat disaksikan dalam berbagai sejarahnya bahkan pada masa pemerintahan Umar bin Abdil Aziz setiap penduduknya dan masih banyak lagi contoh dari kemakmuran bangsa yang melandaskan Islam sebagai landasannya. Seorang penyair Abu Atahiah berkata “sesungguhnya sebuah bangsa akan eksis dengan akhlaknya. Maka jika akhlaknya hilang, binasalah bangsa tersebut”. Bahkan rasa amanpun akan dirasakan seperti halnya udara yang selalu menyejukkan raga Al-Jalad seorang sufi berkata “Kalaulah bukan karena kerendahan hati (akhlak), maka setiap langkah, kami merasakan ancaman”.
            Indonesia yang merupakan Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia mempunyai system pendidikan Islam yang diturunkan dari generasi ke generasi, itulah pesantren, saat ini pesantren masih berkembang di Indonesia. Banyak pesantren-pesantren yang telah melahirkan tokoh-tokoh sentral pada masa perjuangan kemerdekaan ataupun pada masa kini. Sistem pendidikan pesantren tidak dapat dipungkiri merupakan hasil asli dari peradaban nusantara, mempunyai sistem asrama, kyai sebagai sentral figurnya dan masjid meruapakan sentral kegiatannya, santri (murid) di dalamnya belajar selama 24 jam.
            Ada berbagai macam pesantren di Indonesia, tetapi secara umum dalam kesehariannya santri disibukkan oleh berbagai kegiatan yang positif, lepas dari lingkungan yang tidak kondusif, kesehariannya ia tetap focus terhadap tugasnya yaitu belajar. Ada hal yang unik mengenai belajar di pesantren, bahwa di pesantren bukan hanya belajar pelajaran-pelajarannya saja akan tetapi belajar menghormati atau memuliakan ilmu dan guru (‘ulama) atau dalam bahasa Arabnya yang sering di ucap dengan ikraamul ulum wal ulamaai. Mungkin ada sebagian dari sekolah-sekolahan atau lembaga pendidikan lain yang hanya ikraamul ulum saja tanpa adanya ikraamul ulamaai karena ini yang sudah hilang dari mereka. Hal ini dijalani seorang santri selama kurun waktu yang cukup lama dan jika seseorang berada dalam lingkungan yang kondusit selama itu, maka hal-hal yang positif akan menjadi kebiasaannya.
            Kebiasaan-kebiasaan yang baik ini yang nantinya akan memberikan efek yang sangat besar bagi sebuah komunitas, seperti halnya yang terjadi Jepang saat ini, tidak ditemukan kemacetan pada hari hari kerja, setiap orang berdisiplin waktu dan mendisiplinkan dirinya dalam transportasi untuk membentuk sebuah kepribadian seperti itu, bukanlah perkara yang mudah dan sebentar, mendisiplinkan dirinya selama 16 tahunlah yang membentuk masyarakat Jepang berdidiplin, dalam pesantren bertahun-tahun dalam kondisi yang baik diharapkan cukup untuk membentuk pribadi yang baik. Maka lingkungan yang baik ini akan membentuk pribadi yang baik pula.
            Membangung sebuah peradaban memerlukan individu-individu yang memahami konsep islam secara sempurna, baik mentalitas maupun keilmuannya, itulah tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan, kebaikan individu secara menyeluruh  ini akan berpengaruh terhadap lingkungan yang lebih luas cakupannya. Maka cerita di atas pun tentang berita di Indonesia mungkin tidak akan pernah terjadi jika mentalitas dan keilmuan anak bangsa mencukupi.
            Di pesantren ada keselarasan dua tujuan pendidikan tersebut yaitu mentalitas dan keilmuan, murid-murid di pesantren berasrama di didik untuk membentuk karakter dan keilmuan yang kuat, yang akhirnya ketika keluar dari pesantren ia memiliki motivasi yang kuat menghadapi situasi terburuk sekalipun, dengan asas tauhid yang diajarkan dalam pesantren, diharapkan seseorang akan menjadi pribadi yang lebih baik. Maka tidak berlebihan jika pesantren merupakan pilihan utama bagi bangsa Indonesia untuk membangun dasar yang kuat, sehingga bangsa ini bahkan “DUNIA” seklipun menjadi yang memiliki peradaban dan beradab.
            Maka beruntunglah kita yang melanjutkan dan mengenyam pendidikan di pesantren, contohnya di Pondok Modern Gontor ini. Pondok yang memiliki peradaban islami yang mengeksplorasi potensi, menuju pengembangan yang positif, berbarengan dengan lajunya perkembangan peradaban, peradaban dunia yang tidak bisa di hentikan atau dihindari. Inilah salah satu cita-cita para TRIMURTI bahwa segalanyadimulai dari GONTOR termasuk peradaban juga, karena kegiatan-kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di pondok ini harus berunsurkan keislaman, keilmuwan dan kemasyarakatan. Wallahu a’lam
 oleh Ust. Fawwas

2 komentar: