Rabu, 26 Februari 2014

Semesta Alam Adalah Jawabannya



Semesta Alam Adalah Jawabannya
Oleh :  @AyuAyusafa
          Ingin rasanya aku menumpahkan semua ini dengan tulisan. Entah makna apa yang akan tertera pada tulisanku ini, tapi sedikit banyak aku yakin, bahwa dengan menulis aku bisa melumat habis rasa sedih yang sekarang aku rasakan. 
          Ya Allah, Malam ini hanya hujanlah yang menyapaku, langitpun tak sanggup untuk sekedar menampakkan tubuhnya. Bintang? Bintang juga enggan untuk tampil di malam ini. Mungkin semua ini senada dengan perasaanku sekarang. Tak ingin dibuat kalah oleh keadaan, aku coba untuk menata pena mengetik sebuah tulisan.
          Sekarang, Ayu tak bisa membendung lagi air mata. Air mata yang aku tumpahkan karena rasa rindu pada nenek. Nenek ada dimana? Ya ! sekarang nenekku lagi ada ditanah suciMu Ya Allah. Nenekku sekarang lagi umroh. Meskipun masih dalam lingkup Asia, tetapi si cucu ini rindu akan belaian neneknya. Di tanah air, kami tak henti-hentinya melantunkan doa untuk beliau.
          Nenekku seorang janda, yang telah lama ditinggal kakek, yang sudah dengan sabar mengandung dan melahirkan ibuku hingga sampai akhirnya ibuku melahirkan aku. Itu luar biasa ya Allah ;(
           Tak tau harus menuliskan apa lagi, aku coba kepak-kepakkan notebook ini, hanya sepersekian detik dari itu, alam ini seperti merespon Ya Allah. Hujan yang dari tadi menyapa, sekarang mulai reda layaknya mengucapkan kata “good bye”. Langit, sekarang mulai tegar untuk bergabung dengan kerumunan atmosfer di bumi, bintang pun tak mau kalah untuk mengacungkan tangan dan mengatakan “saya hadir”.
          Maha Suci Engkau Ya Allah..... Semua ini adalah tanda-tanda kebesaranmu yang Engkau persiapkan untuk menjawab semua air mata hamba. J

Sayang, Aku bukan Pujangga


Sayang, Aku Bukan Pujangga
Oleh : @AyuAyusafa 
                Sebagai siswa kelas 9 yang sebentar lagi lulus dari sekolah tercintanya, pasti akan ada banyak cerita duka nan canda yang sangat indah bila hal itu diceritakan. Namun, selama ini aku hanya bisa  menutup semua keluh kesahku. Pada siapa aku bercerita? Teman? Menurutku mereka tak cocok untuk mendengarkan cerita ini. Guru BK? Aku hanya sesekali mengajukan pertanyaan di kelas, jujur saja aku tertutup bahkan ‘malas’ buat cerita sama orang lain.
            Tapi, setiap orang punya cara berbeda-beda untuk menumpahkan perasaannya. Sedangkan aku? Aku sendiri lebih merasa plong kalo menumpahkan semua keluh kesahku dalam sebuah tulisan. Ya ! ternyata tulisan membuatku lebih tenang. Bahkan orangtuaku tak cocok untuk itu, orangtuaku tidak cocok untuk mendengar celotehku ! Namun Allah menunjukkan jalan lain untuk aku. Aku dianugerahi sebuah pena dan selembar kertas untuk bisa merangkai kata sesuai dengan isi hati.  Tapi sayang, aku bukanlah pujangga. Rangkaian kata-kataku hanya sekedar untuk melepas keluh kesah sehari-hari. Beda dengan seorang pujangga yang pandai merangkai kata, kata yang bisa menyejukkan siapa saja pembacanya. Kata yang indah menari-nari di setiap kelompok kalimatnya. Indah .... sekali.
            Aku hanyalah seorang Ayu Safaris yang sedang punya proyek kecil dengan diary online-nya. Aku ignin blog ini bukan hanya sekedar media untuk ‘berbagi’ tetapi juga sebagai langkah awalku untuk bisa menjadi pujangga di kelak kemudian hari :-D