Awalnya kita hanya bernaung
dalam nama “teman satu kelas”. Ya hanya ‘teman’ nggk lebih !. Kita hanya saling
sapa, itupun hanya gara-gara kita masih sesama saudara. Saudara sesama muslim
maksudnya :-D . Bahkan sapaannya pun hanya
0,3 detik perhari.
Seiiring berjalannya waktu
kita juga sering berkumpul bersama menunggu angkot, lama-lama kita mendaftar
hobby kita masing-masing. Ternyata banyak kesamaan diantara kita. Dan salah satu
hobby yang kita gemari bersama adalah menonton film.
Kebetulan ada tayangan di
salah satu chanel tv yang menayangkan film kesukaan kami yaitu “Negeri 5 Menara”. Di film ini diceritakan ada 6 tokoh yang gigih
dalam meraih cita-citanya. Mereka tidak
takut untuk bermimpi, ya meskipun... mereka tidak tau bagaimana cara
merealisasikannya. Modal utama mereka adalah ‘Berani bermimpi’. Tentunya banyak
motivasi yang mereka dapatkan dari Pondok Madani tempat mereka menuntut ilmu
salah satunya adalah ‘MAN JADDA WA JADA’.
Dan nama geng mereka adalah SAHIBUL MENARA.
Karena itu kami membentuk
GENG yang bernama “SAHIBUL JOGLO”. “apa salahnya meniru?”. Toh film ini dibuat
untuk menginspirasi banyak orang. O..y Sahibul berasal dari kata arab yang
berarti sahabat atau bisa juga bermakna kepunyaan. Dan JOGLO itu adalah salah
satu tempat favorite kami di sekolah. Joglo itu adalah tempat masuk utama
menuju sekolah kami, biasanya informasi tentang sekolah terletak di mading yang ada di JOGLO. Kami juga tak
mau kalah sama ‘sahibul menara’
mereka berani bermimpi kenapa kita tidak?!. Akhirnya kita memutuskan mencapai
cita-cita kami masing-masing. Dimulai dari Rima cita-citanya kuliah jurusan Matematika di universitas ‘Al-Azhar CAIRO, MESIR’. Kalo yeni
dengan percaya dirinya mengungkapkan ingin kuliah jurusan kedokteran di Universitas London, inggris. Kalo Ayu
beda lagi, dia pengen menuruti hadistnya Rasulullah yang harus menuntut ilmu
sampai ke negeri China. Ceritanya
dia pengen jadi dosen Fakultas MIPA di UGM tapi menuntut ilmunya di China.
Dari 3 ranah cita-cita itu,
kita sepakat bila sukses nanti akan bertemu di
“Trafalgar Square” London, Inggris. Kami bertekad akan mewujudkan
harapan ini dengan dasar ‘keyakinan dan tekat yang kuat’.
Mimpi sudah diangan-diangan,
tinggal bagaimana kita mewujudkannya, mungkin dengan tidak menyontek sewaktu
ulangan adalah contoh usaha kita demi meraih cita-cita tersebut. Suatu ketika
di kelas sedang diadakan ulangan harian Seni Budaya, kami bertiga membuat
kesepakatan tidak boleh menyontek apalagi kerjasama. Dengan percaya dirinya
kami mengerjakan soal seni budaya tidak menyontek dan hanya bermodal belajar
dan senyum manis di bibir J. Bel
1 jam pelajaran berbunyi dan waktu mengerjakan sudah selesai dan ulangan
langsung di koreksi. Setelah dikoreksi, nilai kami dibacakan sang korektor,
untuk dimasukkan ke buku nilai guru. Dengan wajah kaget kita mendapatkan
kesimpulan BAHWA : “ULANGAN KAMI DIBAWAH KKM”. Sedih mungkin ya! Tapi kami
menghadapi dengan senyuman karena kegagalan kami saat ini bukanlah penentu
kesuksesan kami dimasa depan. Kini kita sadar bahwa modal berani bermimpi saja
bukan hal yang cukup, Tetapi bagaimana kita bisa benar-benar mewujudkan harapan
kita. Setelah itu, kami rajin belajar dan terus berusaha dan tibalah pada
ulangan Seni Budaya yang selanjutnya dan setelah di umumkan kami mendapatkan
nilai yang lumayan. Ya, meskipun pas KKM J.
Inilah cara kecil yang nantinya bisa berakibat besar untuk masa depan kami
yakni kejujuran.
Dan dibalik kata S-O
terdapat persahabatan kami yang erat, seerat simpulan yang tidak akan pernah
terbuka.
SAHIBUL
JOGLO MAN JADDA WA JADA.