Jumat, 29 November 2013

Dibalik kata S-O


Sahibul Joglo
 Oleh : @SahibulJoglo
Awalnya kita hanya bernaung dalam nama “teman satu kelas”. Ya hanya ‘teman’ nggk lebih !. Kita hanya saling sapa, itupun hanya gara-gara kita masih sesama saudara. Saudara sesama muslim maksudnya :-D . Bahkan sapaannya pun hanya  0,3 detik perhari.
Seiiring berjalannya waktu kita juga sering berkumpul bersama menunggu angkot, lama-lama kita mendaftar hobby kita masing-masing. Ternyata banyak kesamaan diantara kita. Dan salah satu hobby yang kita gemari bersama adalah menonton film.
Kebetulan ada tayangan di salah satu chanel tv yang menayangkan film kesukaan kami yaitu “Negeri 5 Menara”.  Di film ini diceritakan ada 6 tokoh yang gigih dalam meraih cita-citanya. Mereka tidak  takut untuk bermimpi, ya meskipun... mereka tidak tau bagaimana cara merealisasikannya. Modal utama mereka adalah ‘Berani bermimpi’. Tentunya banyak motivasi yang mereka dapatkan dari Pondok Madani tempat mereka menuntut ilmu salah satunya adalah ‘MAN JADDA WA JADA’. Dan nama geng mereka adalah SAHIBUL MENARA.
Karena itu kami membentuk GENG yang bernama “SAHIBUL JOGLO”. “apa salahnya meniru?”. Toh film ini dibuat untuk menginspirasi banyak orang. O..y Sahibul berasal dari kata arab yang berarti sahabat atau bisa juga bermakna kepunyaan. Dan JOGLO itu adalah salah satu tempat favorite kami di sekolah. Joglo itu adalah tempat masuk utama menuju sekolah kami, biasanya informasi tentang sekolah terletak  di mading yang ada di JOGLO. Kami juga tak mau kalah sama ‘sahibul menara’ mereka berani bermimpi kenapa kita tidak?!. Akhirnya kita memutuskan mencapai cita-cita kami masing-masing. Dimulai dari Rima cita-citanya  kuliah jurusan Matematika di universitas ‘Al-Azhar CAIRO, MESIR’. Kalo yeni dengan percaya dirinya mengungkapkan ingin kuliah jurusan kedokteran di Universitas London, inggris. Kalo Ayu beda lagi, dia pengen menuruti hadistnya Rasulullah yang harus menuntut ilmu sampai ke negeri China. Ceritanya dia pengen jadi dosen Fakultas MIPA di UGM tapi menuntut ilmunya di China.
Dari 3 ranah cita-cita itu, kita sepakat bila sukses nanti akan bertemu di  “Trafalgar Square” London, Inggris. Kami bertekad akan mewujudkan harapan ini dengan dasar ‘keyakinan dan tekat yang kuat’.
Mimpi sudah diangan-diangan, tinggal bagaimana kita mewujudkannya, mungkin dengan tidak menyontek sewaktu ulangan adalah contoh usaha kita demi meraih cita-cita tersebut. Suatu ketika di kelas sedang diadakan ulangan harian Seni Budaya, kami bertiga membuat kesepakatan tidak boleh menyontek apalagi kerjasama. Dengan percaya dirinya kami mengerjakan soal seni budaya tidak menyontek dan hanya bermodal belajar dan senyum manis di bibir J. Bel 1 jam pelajaran berbunyi dan waktu mengerjakan sudah selesai dan ulangan langsung di koreksi. Setelah dikoreksi, nilai kami dibacakan sang korektor, untuk dimasukkan ke buku nilai guru. Dengan wajah kaget kita mendapatkan kesimpulan BAHWA : “ULANGAN KAMI DIBAWAH KKM”. Sedih mungkin ya! Tapi kami menghadapi dengan senyuman karena kegagalan kami saat ini bukanlah penentu kesuksesan kami dimasa depan. Kini kita sadar bahwa modal berani bermimpi saja bukan hal yang cukup, Tetapi bagaimana kita bisa benar-benar mewujudkan harapan kita. Setelah itu, kami rajin belajar dan terus berusaha dan tibalah pada ulangan Seni Budaya yang selanjutnya dan setelah di umumkan kami mendapatkan nilai yang lumayan. Ya, meskipun pas KKM J. Inilah cara kecil yang nantinya bisa berakibat besar untuk masa depan kami yakni kejujuran.
Dan dibalik kata S-O terdapat persahabatan kami yang erat, seerat simpulan yang tidak akan pernah terbuka.
SAHIBUL JOGLO MAN JADDA WA JADA.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar